Warga Ancam Demo Petro
$UARAHATI-news, gresik - Warga Desa Lumpur dan Telogo Pojok Kecamatan Manyar tidak tahan dengan polusi pabrik PT Petrokimia Gresik (PG). Pasalnya selain polusi pupuk terbesar Indonesia itu baunya pesing menyengat hidung, dan menyebabkan mata perih juga mengganggu lingkungan sekitar warga. "PT. Petrokimia Gresik maupun anak perusahaannya harus peduli dengan nasib warga. Kami tidak perlu minta ijin ke Polres. Begitu bau menyengat itu tercium warga, kita akan langsung melakukan aksi unjuk rasa," ujar Moh. Tabrani, warga Telogo Pojok, kemarin.
Polusi pabrik bukan hanya menyengat hidung dan membuat sesak nafas, tapi juga membuat kepala pusing itu dirasakan warga belakangan sekamin parah. Apalagi jika angin kencang, baunya minta ampun. Bahkan, sejumlah tanaman di anak perusahaan Petro, seperti PT. Oxo dan PT. Phonska sejak sebulan ini banyak yang mati.
Sebelum mati, daun pohon itu berubah warna menjadi merah yang diduga terkena polusi PT. Phonksa. Akibat polusi itu, genting rumah milik warga Telogo Pojok juga berubah warna menjadi merah. "Mukena, peralatan sholat, saat dijemur tidak lama langsung berubah menjadi merah. Puluhan burung merpati milik saya bahkan banyak yang mati. Dari 14 kini tinggal dua," tambah Syamsul warga Telogo Pojok lainnya. Siti, ibu Syamsul menambahkan, bau menyengat itu dirasakan terjadi setiap hari. Tapi, belakangan ini bau itu semakin menusuk hidung.
"Kalau sudah begitu, kepala langsung pusing dan nafas sesak. Tapi, terus gimana lagi. Mau pindah rumah juga tidak mungkin. Ya terpaksa tiap hari saya harus hirup racun itu." katanya pasrah. Karena terkena imbas polusi pabrik itulah makanya warga meminta kepedulian Petro untuk melakukan general cek up terhadap kesehatan warga setiap bulan, memberikan masker dan sumur air bersih, juga alat untuk mendeteksi tingkat polusi. Tidak hanya itu, warga juga minta comdev berupa biaya pendikan mulai tingkat SD hingga SMA untuk anak warga dua desa itu.
Sementara itu Tohirin anggota Fraksi PDIP DPRD Gresik mendesak Petro memperhatikan nasib warga, ini lantaran Petro selama ini tidak peduli dengan nasib warga yang setiaphari menghirup polusi pabrik tersebut. "Kalau dilihat dari hasil produksi pabrik yang begitu besar keuntungannya, ternyata tidak sebanding bila dibandingkan dengan penderitaan warga, makanya Petro harus memenuhi permintaan warga," ujar Tohirin yang rumahnya di kota Gresik itu. Selain itu, lanjut Tohirin mempertanyakan Petro yang membangun dua pabrik lagi. Menurutnya, PT. Petro dan anak perusahaanya saja sudah membuat warga tak berdaya, kepana masih membangun dua pabrik lagi.
"Apakah warga mau dimatikan, sebab dengan bertambahnya pabrik itu akan semakin menambah penderitaan warga," kecam pria berambut gondrong ini. Dia juga menyangsikan Amdal ke dua pabrik yang konsultanya berasa dari Universitas Indonesia (UI). Sebab selama ini warga tidak pernah diajak sosialisasi. "Demi menyelamatkan warga Petro harus melakukan relokasi. Tapi relokasi itu kok mustahil karena tidak akan membuat nasib warga semakin baik, malah akan semakin terpuruk, ya contohnya saja warga Tepen. Dulu warga Tepen direlokasi oleh Petro tapi nasibnya sekarang malah tambah tidak karuan," tambah Tohirin.
Menanggapi itu Kabiro Humas PT. Petrokimia Gresik Hariyono mengaku akan secepatnya turun ke lokasi mengechek kebenaran keluhan warga. "Nanti kita akan tugaskan petugas bagian lingkungan turun ke lapangan melakukan evaluasi. Tapi kalau soal bantuan Petro ke warga sebenarnya sudah lebih dari cukup. Jika warga masih menuntut yang lebih lebih, maka kami akan memperhatikannya," pungkas Hariyono. yan
Kamis, 21 Februari 2008
Tak Tahan Bau Polusi Menyengat
Subscribe to:
Posting Komentar (Atom)
0 Comments:
Post a Comment